CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, 17 April 2009

PENERAPAN E- LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SUATU LANGKAH INOVASI

Artikel:
PENERAPAN E- LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SUATU LANGKAH INOVASI
Nama & E-mail (Penulis): MOHAMAD JURI,S.Pd,MMPd Guru di SDN Omben II Sampang Madura
I. Pendahuluan

Kemajuan suatu bangsa salah satu indikatornya, dapat dilihat dari perkembangan dunia pendidikan pada bangsa tersebut. Kemajuan pendidikan juga menggambarkan tingkat tingginya kebudayaan suatu bangsa. Kemajuan sektor pendidikan akan berpengaruh cukup signifikan terhadap kemajuan suatu bangsa, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula sebaliknya kemajuan suatu bangsa berpengaruh yang cukup signifikan pula terhadap sektor pendidikannya.

Sekarang bagaimana halnya dengan perkembangan kemajuan pendidikan di negara kita. Kalau kita amati secara kasustik perkembangan pendidikan di negara kita sebenarnya cukup menggembirakan, seperti telah diraihnya prestasi juara I Olympiade Fisika Internasional beberapa kali oleh putera - puteri Indonesia. Hanya saja prestasi ataupun tingkat kemajuan pendidikan di negara kita justru menggambarkan hal yang sebaliknya. Ini terungkap dari hasil penelitian yang oleh lembaga-lembaga internasional yang berkompeten mengadakan penelitian di bidang pendidikan. Bahkan kita berada jauh di bawah Malaysia, dan Singapura, dan yang sangat mengagetkan kita justru berada di bawah Vietnam.

Terlepas dari kriteria - kriteria yang dijadikan acuan dari penelitian tersebut, yang jelas dari hasil penelitian itu, sudah menggambarkan kondisi pendidikan di negara kita saat ini. Hal ini tentunya akan menjadi pemicu bagi kita semua yang kerkecimpung dalam dunia pendidikan untuk lebih meningkatkan kinerja dan inovasi -inovasi dalam dunia pendidikan .

Salah satu inovasi yang perlu dilakukan menurut penulis adalah model dari pelaksanaan pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan sebab dalam kegiatan pembelajaran inilah transfer berbagai kompetensi berlangsung.

Sesuai dengan kondisi saat ini dimana perkembangan teknologi sangat pesat, khususnya di bidang teknologi informasi. Jadi sudah merupakan keharusan untuk memanfaatkan teknologi informasi tersebut ke dalam dunia pendidikan khususnya di Sekolah Dasar.

Artikel ini sengaja ditulis untuk memberikan masukan dan sumbang saran agar model pembelajaran di Sekolah Dasar terjadi perubahan ke arah peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan kondisi yang ada saat ini. Menurut penulis eksistensi pembelajaran yang ada di sekolah dasar saat ini pada umumnya masih teacher sentris, dan belum memanfaatkan media pembelajaran secara optimal, khususnya belum memanfaatkan media teknologi informasi, khususnya internet.

II. Dasar Pemikiran Strategi Penerapan E-Learning dalam Pembelajaran.

a. Tinjauan Kondisi Pembelajaran di Sekolah Dasar Saat ini.

E. Mulyasa, 2005 menyatakan bahwa guru, kreatif, profesional, dan menyenangkan harus memiliki berbagai konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran. Langkah untuk mendongkarak kualitas pembelajaran antara lain dengan mengembangkan kecerdasan emosi, mengembangkan kreatifitas

dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, membangkitkan nafsu belajar, memecahkan masalah, mendayagunakan sumber belajar, dan melibatkan masyarakat dalam pembelajaran.

Sesuai dengan pendapat di atas ada satu hal yang menarik perhatian penulis yaitu mendayagunakan sumber belajar. Disini sesuai benar dengan harapan penulis bahwa sumber belajar untuk kegiatan pembelajaran harus lebih variatif, hal ini untuk meningkatkan kualitas dari mutu pembelajaran itu sendiri. Salah satu sumber belajar yang sangat sedikit disentuh adalah sumber belajar yang memanfaatkan media elektronika atau komputer. Hal ini tidak terlepas dari minimnya penguasaan guru-guru di Sekolah Dasar terhadap media ini, disebabkan pula kerena adanya beberapa sekolah di tanah air kita yang belum memliliki alat tersebut dengan berbagai alasan, tidak ada dana, tidak ada tenaga yang mampu mengoperasikan dan lain-lain. Sebagai akibatnya kegiatan pembelajaran berlangsung dengan memanfaatkan sumber belajar yang itu- itu saja, yaitu guru dan buku. Sebagai akibat dari kondisi ini siswa akan belajar dengan situasi yang monoton dari hari ke hari.

Dan sudah umum yang terjadi di lapangan saat ini yaitu bahwa pembelajaran terjadi dengan dominansi dari guru. Artinya pembelajaran berlangsung dengan peranan guru yang sangat dominan, dan umumnya metode yang sering digunakan adalah metode ceramah. Dengan kondisi seperti ini pembelajaran berlangsung secara teacher centrys.

b. Kondisi Pembelajaran yang Berkualitas

Istilah pembelajaran sendiri, mengacu pada segala daya dan upaya yang sengaja dikondisikan untuk terjadinya proses belajar pada diri siswa. Sedangkan istilah belajar sendiri memeliki pengertian, suatu proses fisik dan psikis pada diri siswa. Dimana seseorang yang menagalami peristiwa belajar akan berbeda keadaannya dengan kondisi sebelum dia mengalami belajar, seperti dia akan semakin memiliki banyak pengetahuan ( kognitif ), memiliki sikap yang semakin dewasa ( afektif ), dan memiki beberapa keterampilan gerak, yang juga semakin bertambah ( psikomotor ).

Oemar Hamalik, 2001 menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar. Sedangkan William Burton, mengemukakan bahwa A good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorrous purpose and carried on in interaction with a rich, varied and propocative environment.

Sudjana, 1991 menyatakan bahwa kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh faktor-faktor : Tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadahi, metodelogi pengajaran yang tepat, dan cara penilaian yang baik. Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum. Saat ini hal-hal tersebut akan merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.

Di dalam metodelogi pengajaran ada dua aspek yang paling menunjol yaitu metode mengajar dan media pengajaran, sebagai alat bantu mengajar, dimana media pengajaran ini merupakan salah satu lingkungan belajar yang dikonsikan oleh guru.

Salah satu ciri dari pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas adalah dimanfaatkannya media pembelajaran, dalam proses pembelajaran. Di zaman yang serba canggih seperti kondisi saat ini dimana teknologi berkembang sedemikian pesatnya, komputer sudah bukan merupakan barang yang langka dan mewah. Dengan adanya media komputer sebagai pengolah informasi sudah selayaknyalah apabila di tiap- tiap sekolah dasar minimal memiliki satu unit komputer. Baik komputer sebagai sarana pengolah administrsi sekolah, dan akan lebih baik lagi apabila komputer dapat berfungsi sebagai media pembelajaran bagi siswa.

c. Tinjauan tentang E- Learning

Istilah E - learning tergolong hal baru dan hal aktual dalam khasanah perkekembangan Ilmu pengetahuan. Istilah ini muncul seiring dengan perkembangan kemajuan dunia elektronika yang berkembang saat ini. Artinya mencari literatur yang membahas tentang e - learning ini untuk saat ini tergolong sulit.

Dalam hal ini penulis berupaya menganalis e - learning dari susunan kata - kata e-learning itu sendiri. Istilah e-learning muncul seiring dengan dimanfaatkannya alat- alat elektronika dalam kehidupan manusia, terutama teknologi yang berbasiskan komputer sebagai alat pengolah data dan informasi. Dan terlebih lagi dengan dimanfaatkan atau munculnya internet dalam kehidupan manusia. Istilah e-learning muncul seiring dengan munculnya istilah e-e yang lain, seperti: E-Goverment ( strategi pembangunan dan pengembangan sistem pelayanan publik berbasis teknologi digital), E-Tendering, dan lain-lain.

Istilah E-Learning sebenarnya merupakan frase yang tersusun dari dua kata yaitu kata Electronic disingkat E, dan kata Learning yang dalam bahasa Indonesia berarti pembelajaran. Dengan demikian e-learning memiliki pengertian " Pembelajaran dengan memakai atau memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi ".

Perkembangan teknologi komonikasi saat ini semakin canggih. Kalau pada awalnaya jaringan sarana komonikasi masih memanfaatkan kabel, maka saat ini jaringan komunikasi sudah memanfaatkan gelombang elektromagnetik atau gelombang radio yang tanpa kabel. Saat ini kebanyakan orang sudah memanfaatkan informasi dengan memanfaatkan jaringan data pada komputer dengan cara mengadakan koneksi ke komputer lain, hal ini dikenal dengan istilah internet. Dengan adanya jaringan internet ini seseorang dapat mengakses data apa saja dengan melakukan browsing ke berbegai penyelia data ( server ) di berbegai belahan bumi ini. Artinya dengan adanya internet ini masalah ruang tidak menjadi halangan. Sebagai misal kita dapat mengakses data dari berbagai tempat di Amerika dengan memanfaatkan layanan Yahoo, hanya dalam hitungan detik, berbagai data berhasil kita akses.

Data-data tersebut sebenarnya dapat kita manfaatkan sebagai materi pembelajaran ( learning ) di sekolah dasar. Tentunya dalam hal ini diperlukan suatu keterampilan khusus, yang pertama keterampilan memanfaatkan atau mengoperasikan komputer, dan yang terutama penguasaan dalam menggunakan fasilitas internet. Disini dibutuhkan guru yang terampil, yang pertama terampil mengeperasikan komputer, dan yang selanjutnya harus terampil pula memanfaatkan internet. Jika hal ini terpenuhi maka teknologi komunikasi dan informasi yang ada pada internet dapat digunakan dalam pembelajaran.

d. Upaya Memanfaatkan E-learning untuk Meningkatkan kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar

Tidak dapat dipungkiri bahwa eksistensi sekolah-sekolah dasar di negara kita sangat beragam. Hal ini tidak terlepas dari faktor giografis dan topografis di negara kita yang beragam pula. Ditambah pula adanya faktor kultural yang ada pada berbagai suku juga beragam.

Terlepas dari hal diatas telah kita ketahui bersama bahwa keberadaan seperangkat komputer pada suatu sekolah sampai saat ini secara garis besar masih cukup jarang, artinya sekolah yang memiliki fasilitas komputer dengan sekolah yang belum memiliki fasilitas komputer masih banyak yang belum memiliki fasilitas komputer. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu (1) faktor dana, artinya sekolah tidak cukup dana untuk membeli seperangkat komputer, (2) faktor kemampuan penguasaan teknologi, maksudnya masih banyak guru di sekolah dasar belum mampu mengoperasikan komputer ( GAPTEK = Gagap Teknologi ), (3) Faktor lain, misalnya faktor keamanan. Sekolah yang tidak aman enggan untuk membeli komputer.

Penulisan artikel ini mengacu pada sekolah-sekolah yang telah memiliki dan memanfaatkan komputer. Syarat sebuah komputer agar dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, adalah komputer tersebut harus dapat dikoneksikan ke internet. Tidak semua komputer dapat dikoneksikan ke internet. Sebagai mana yang dijelaskan Mico Pardosi 2000, komputer akan dapat dikoneksikan ke internet apabila memiliki persaratan berikut:

1) Komputer tersebut harus dilengkapi dengan modem, baik modem internal maupun modem eksternal.

2) Komputer dengan prosessor Pentium 100 Mhz (minimal), lebih tinggi lebih baik.

3) Memiliki jaringan telepon, atau wareless .

4) Meng- install program Internet ( browser) ke dalam komputer, misalnya Internet Explorer.

5) Mendaftarkan diri ke ISP ( Perusahaan Penyelia Jasa Internet) yang ada, misalnya RADNET, INDONET, MEGANET, atau TELKOMNET ).

Fasilitas internet dapat dimanfaatkan sebagai media dalam pembelajaran atau e- learning yaitu dengan memanfaatkan menu search, yaitu:

1) Hubungkan komputer ke ISP

2) Setelah komputer terhubung ke ISP, klik ganda Internet Explorer,

3) Klik menu search,

4) Ketik web atau data yang akan dicari pada kotak yang tersedia misalnya kata" habitat " , maka kita akan kita dapatkan data -data yang berhubungan dengan habitat. Demikian pula apabila kita mengetikkan kata-kata yang lain tentu kita akan memperoleh data -data yang kita inginkan.

Disinilah letak essensialnya internet sebagai teknologi komonikasi dan informasi yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pembelajaran, atau E-learning.

Dengan kecanggihan internet, apabila dapat dimanfaatkan dengan tepat, maka akan menjadi sumber belajar yang sangat lengkap, ibarat sebuah perpustakaan yang menyediakan berbagai referensi.

III. Penutup

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari uraian di atas adalah:

1) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan E-learning ( Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam pembelajaran ).

2) E- learning merupakan merupakan inovasi yang sangat tepat untuk dikembangkan di sekolah dasar saat ini sesuai dengan perkembangan teknologi yang sedemikian pesat, demikian pula dengan perkembangan informasi yang tak kalah pesatnya.

Ada beberapa hal yang perlu penulis sarankan, agar e-learning ( Pemanfaatan Internet ), di sekolah Dasar berjalan optimal :

1) Seharusnya tiap sekolah memiliki komputer yang dapat diakseskan ke internet ( langkah ini perlu difasilitasi oleh pemerintah ).

2) Seluruh sekolah harus memeliki jaringan telepon.

3) Perlu Diklat yang dapat melatih guru SD agar terampil menggunakan Komputer, seperti Diklat KKPI JARDIKNAS, salah satunya.

4) Dan yang tak kalah pentingnya lagi sebagai langkah " Pre Sercvice Training " seorang mahasiswa calon guru SD sudah selayaknya menerima mata kuliah tentang IT

Information teknologi dari bangku kuliah Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan.

Penulis adalah Guru SDN Omben II Sampang, meraih gelar Magister Manajemen Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Manajemen IMNI Jakarta ( 22 April 2007 ).

E - mail : madjury@yahoo.co.id.

PUSTAKA ACUAN

E Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

http://en.wikipedia.org/wiki/ E-learning.

Indrajit, Richardus Eko. 2002. Electronic Goverment. Yokyakarta : Penerbit Andi.

Mico Pardosi. 2001. Sistem Operasi Windows dan Internet Secara Cepat dan Mudah. Surabaya: Penerbit Indah.

Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.




Artikel:
KBK dan Stagnasi Inovasi Pembelajaran di PT

Judul: KBK dan Stagnasi Inovasi Pembelajaran di PT
Bahan ini cocok untuk Perguruan Tinggi bagian PENDIDIKAN / EDUCATION.
Nama & E-mail (Penulis): Drs. Sutrisno, M.Sc., Ph.D
Saya Dosen di FKIP Universitas Jambi
Topik: KBK dan Pembelajaran
Tanggal: 17 Agustus 2007
KBK dan Stagnasi Inovasi Pembelajaran di PT

Kurikulum di Perguruan Tinggi (PT) yang semulai berbasis isi berubah menjadi berbasis kompetensi berjalan sangat lamban dan menyisakan berbagai persoalan, terutama terkait dengan model-model pembelajaran untuk mengiringi jalannya perubahan kurikulum dimaksud. Padahal, esensi perubahan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah melaksanakan proses pembelajaran yang terpusat pada mahasiswa bukan pada dosen. Bahkan, di sebagain PTN dan sebagian besar PTS kondisinya masih disibukkan oleh penataan institusi (capacity building), perubahan main set yang merujuk kepada kebijakan paradigma baru PT.

Tuntutan KBK, bagi dosen mampu memformulasikan komponen desain instruksional, penguasaan materi dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai sarana pembelajaran yang terintegrasi dalam upaya mengembangkan semua potensi mahasiswa. Konsekuensinya, inovasi dan kreatifitas dosen dalam mengembangkan model-model pembelajaran sangat dibutuhkan dalam rangka menghasilkan peserta didik yang sanggup bersaing di era globalisasi. Salah satu model yang berkembang melalui problem based learning (PBL), bersifat dinamis berbasis pemecahan masalah, interaktif dan kemajuan belajar yang didasarkan pada penguasaan kompetensi serta produktif sebagai dasar acuannya.

Untuk itu, hendaknya dosen pertama, memfasilitasi sumber belajar baik berupa buku rujukan, hand-out kuliah, journal, bahan kuliah yang berasal dari hasil penelitian dan waktu yang memadai kepada peserta belajar. Kedua, memotivasi mahasiswa dengan memberi perhatian cukup kepada mahasiswa. Memberi materi yang relevan dengan tingkat kemampuan mahasiswa dan dengan situasi yang kontektual. Memberi semangat dan kepercayaan pada mahasiswa bahwa ia dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Memberi kepuasan pada mahasiswa terhadap pembelajaran yang kita jalankan. Ketiga, memberi tutorial yakni pada tataran menunjukkan jalan/cara/ metode yang dapat membantu mahasiswa menelusuri dan menemukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Keempat, memberi umpan balik sebagai bentuk monitoring dan mengkoreksi jalan pikiran/hasil kinerjanya agar mencapai sasaran yang optimum sesuai kemampuannya.

Stagnasi inovasi pembelajaran

Namun, faktanya terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh perubahan paradigma pembelajaran disebabkan oleh masih dijumpai cara pandang dosen, bahwa mengajar merupakan pekerjaan yang remeh dan sepele tanpa mempertimbangkan aspek pedagogi dan andragogi peserta belajar. Mengajar tak ubahnya merupakan kegiatan rutin bahkan tanpa persiapan yang memadai, bahkan dilaksanakan dengan mendaur ulang bahan kuliah yang sudah usang. Model pembelajaran yang diretapkan berkisar pada how to transfer of knowledge ketimbang pada tataran bagaimana peserta didik menguasai kompetensi yang ingin dicapai. Aspek senioritas dosen dan berbagai atribut lainnya menambah runyamnya dalam berinovasi.

Sementara itu, infrastruktur TIK yang dibagun melalui proyek INHERENT dari DIKTI sebagai resourses sharing belum dimanfaatkan secara optimal masih dan masih tertumpu pada beberapa PTN penggagas belum memiliki sumbangan yang berarti sebagai sumber belajar sebagai open sources. Khusus di beberapa PTN/ simpol node keberadaan TIK masih dipengaruhi oleh faktor-faktor teknis misalnya listrik yang sering padam dan belum menumbuhkan budaya pembelajaran berbasis TIK. Kurang tanggapnya dosen dalam menyikapi perubahan TIK yang radikal dapat menghambat jalannya transformasi pengembangan pembelajaran dan berimbas pada implementasi KBK.

Kondisi ini diperparah keberadaan pusat sumber pembelajaran di PT belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan bahkan di sebagain besar PT kita belum memiliki lembaga berupa pusat sumber belajar (PSB). Sungguh sangat ironis bila dibandingkan dengan PT yang sudah maju. PSB memiliki peran yang sangat strategis bahkan ditopang oleh berbagai journal pembelajaran yang memadai, bidang kimia misalnya tersedia Journal of Chemical Education.

Kendala lain, masih menyelimuti tumbuhnya kreatifitas dosen dalam konteks pembelajaran adalah belum terjadi meritokrasi antara kegiatan penelitian dan pengajaran serta upaya penggalian bidang ilmu yang ditekuni belum sepenuhnya gayut dan singkron, akibatnya yang terjadi dosen asal mengajar saja. Padahal, pendidikan dan pengajaran serta penelitian idealnya merupakan suatu siklus yang saling terkait.

Kegiatan monitoring perkulihanan dilakukan hanya pelengkap borang akreditasi. Belum digunakan sebagai indikator kinerja akademik dosen yang didalamnya termaktup tentang beban ekivalen, keseriusan dalam menjalankan tri dharma maupun komitmen dosen untuk memajukan institusi.

Dari hasil berbagai penelitian terkini yang dilansir dalam journal of mathematics, science and technology, (2007), menunjukkan bahwa dampak dari inovasi dosen dalam konteks pengembangan model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap perolehan, sikap, penampilan dan penguasaan konsep dari materi yang dipelajarainya.

Re-orientasi Paradigma Pembelajaran

Untuk menggapai tuntutan KBK dan pengembangan pembelajaran dibutuhkan transparansi dalam pengelolaan pembelajaran melalui monitoring pembelajaran baik secara manual maupun online. Bahkan disebagaikan PT telah menerapkan indek prestasi (IP) dosen sebagai indikator kinerja akademik dosen. Re-orientasi dan perubahan paradigma pembelajaran yang terpusat kepada mahasiswa sejalan dengan tuntutan transparansi proses pendidikan yang sedang digalakkan oleh DIKTI. PT berkewajiban menginformasikannya secara transparan dan akuntabilitas proses penyelenggaraan pendidikan kepada publik.

Untuk itu, perluasan hibah kompetitif pembelajaran di perluas, penelitian tindakan kelas (PTK) sangat dibutuhkan. Selama ini, hibah pembelajaran hanya diperuntukkan bagi dosen LPTK. Melalui grand ini diharapkan dosen memahami akar masalah, penyebab masalah dan solusi alternatif. Menumbuhkan sarana TIK bagi dosen sebagai sarana berinovasi pembelajaran berbasis multimedia dan berkomunikasi antar sejawat sesuai dengan bidang yang diemban tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Beberapa rekomendasi penting, inovasi pembelajaran dalam perspektif global berbasis TIK merupakan support untuk pembelajaran yang berkembang secara signifikan sejak tahun 2000, ditulis secara komprehensif oleh Svava Bjarson (2006) dalam bukunya yang bertajuk Technology in Borderless Higher Education.

Di negara-negara maju, dalam tataran teknis rekomendasi kongkrit untuk merespon revolusi pembelajaran terhadap perubahan kurikulum sejalan dengann dengan perubahan paradigma pembelajaran dikelas secara konsisten dengan mempertimbangkan tujuan umum yang ingin dicapai terkait dengan institusi terkait dengan TIK, pencitraan publik. Model ini dikembangkan sebagai upaya menindaklanjuti reformasi pembelajaran di PT yang terkait dengan daya saing dan kualitas pendidikan.

Selaras dengan itu, re-orientasi pembelajaran di PT sudah sepantasnya ditata ulang dengan meninjau visi nya. Orientasi yang merujuk pada pembelajaran berbasis TIK sudah sepatutnya dituangkan dalam rencana strategis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kebijakan institusi. Membudayakan TIK di kalangan dosen dan mahasiswa yang selanjutnya diterapkan dalam pembelajaran yang difasilitasi oleh institusi merupakan kegiatan rutin yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Perubahan kurikulum di PT tidak akan banyak maknanya tanpa diimbangi oleh tindakan kongkrit di dalam kelas. Sungguh sangat kontradiktif kondisi ini apabila dilewatkan begitu saja bagi para pemangku dan pelaku kebijakan. Pada akhirnya, diadopsinya KBK melalui perubahan paradigma pembelajaran sangat bergantung kepada komitmen pengelola dan daya dukung lingkungan akademis. Akankah penyelenggaraan PT berkualitas? Waktu yang akan menjawabnya karena pilihan ada ditangan kita sendiri.

Implikasi pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran

Judul: Implikasi pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran.
Nama & E-mail (Penulis): Rustantiningsih Guru di SDN Anjasmoro Semarang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia berkembang begitu pesatnya. Segala sesuatu yang semula tidak bisa dikerjakan, mendadak dikejutkan oleh orang lain yang bisa mengerjakan hal tersebut. Agar kita tidak tertinggal dan tidak ditinggalkan oleh era yang berubah cepat, maka kita sadar bahwa pendidikan itu sangat penting.

Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa.

Pengemasan pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran sekarang ini belum optimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan kekacauan-kekacauan yang muncul di masyarakat bangsa ini, diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap kekacauan ini (Degeng dalam Budiningsih, 2005:4).

Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses demokratisasi belajar. Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Hal penting yang perlu ada dalam lingkungan belajar yang demokratis adalah reallness. Sadar bahwa anak memiliki kekuatan disamping kelemahan, memiliki keberanian di samping rasa takut dan kecemasan, bisa marah di samping juga bisa gembira (Budiningsih, 2005:7).

Realness bukan hanya harus dimiliki oleh anak, tetapi juga orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Lingkungan belajar yang bebas dan didasari oleh realness dari semua pihak yang telibat dalam proses pembelajaran akan dapat menumbuhkan sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar.

Dari uraian di atas maka dipandang perlu bagi seorang pendidik untuk memahami tentang pengertian, prinsip, dan perkembangan teori pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan mendasar yang hendak ditelaah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana implikasi pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran?

2. Bagaimana implikasi prinsip-prinsip pembelajaran?

3. Bagaimana implikasi perkembangan teori pembelajaran sekarang?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penyusunan Makalah

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk:

a. Mendeskripsikan implikasi pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran.

b. Mengkaji implikasi prinsip-prinsip pembelajaran.

c. Menelaah implikasi perkembangan teori pembelajaran sekarang.

2. Manfaat Penyusunan Makalah

Penyusunan makalah ini bermanfaat secara:

a. Teoretis, untuk mengkaji ilmu pendidikan khususnya dalam memahami implikasi pendidikan, pembelajaran, pengajaran, prinsip-prinsip pembelajaran, dan perkembangan teori pembelajaran.

b. Praktis, bermanfaat bagi:
(1) para pendidik agar pendidik tidak salah persepsi tentang pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran, serta dapat menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dan teori pembelajaran yang sesungguhnya,
(2) mahasiswa agar memahami tentang pengertian, prinsip, dan perkembangan teori pembelajaran.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan, Pembelajaran, Pengajaran, dan Implikasinya

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikiann akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2004: 79).

Pendidikan juga diartikan sebagai upaya manusia secara historis turun-temurun, yang merasa dirinya terpanggil untuk mencari kebenaran atau kesempurnaan hidup (Salim, 2004:32).

Menurut Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.

Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.

Antara pendidikan, pembelajaran dan pengajaran saling terkait. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika pembelajaran bermakna dengan pengajaran yang tepat. Sebaliknya pendidikan tidak akan mencapi tujuan jika pembelajaran tidak bermakna dengan pengajaran yang tidak tepat.

Brunner mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Prespektif karena tujuan teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal. Dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah memerikan proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, atau bagaimana seseorang belajar. Sedangkan teori pembelajaran menaruh perhatian bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar, atau upaya mengontrol variabel dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.

Teori pembelajaran harus memasukkan variabel metode pembelajaran. Jika tidak, teori ini bukanlah teori pembelajaran. Ini penting sekali sebab banyak terjadi apa yang dianggap sebagai teori pembelajaran yang sebenarnya adalah teori. Teori pembelajaran selalu menyebutkan metode pembelajaran, sedangkan teori belajar sama sekali tidak berurusan dengan metode pembelajaran.

B. Implikasi Prinsip Pembelajaran

Pengertian pembelajaran dapat diartikan secara khusus, berdasarkan aliran psikologi tertentu. Pengertian pembelajaran menurut aliran-aliran tersebut sebagai berikut: Menurut psikologi daya pembelajaran adalah upaya melatih daya-daya yang ada pada jiwa manusia supaya menjadi lebih tajam atau lebih berfungsi.

Psikologi kognitif, pembelajaran adalah usaha membantu siswa atau anak didik mencapai perubahan struktur kognitif melalui pemahaman. Psikologi humanistik, pembelajaran adalah usaha guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan untuk belajar (enjoy learning), yang membuat siswa dipanggil untuk belajar (Darsono, 2001: 24-25)

Adapun prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan terutama oleh pendidik ada 8 yaitu: perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian. Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.

Motivasi, Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi siswa. Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengkondisikan agar perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik.

Keaktifan siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa.

Keterlibatan langsung, pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah penting. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya siswa banyak terlibat dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pengulangan belajar, Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat. Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap ingat. Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan pengulangan belajar.

Materi pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih dan mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk mempelajarinya.

Balikan atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang besar jika sering diberikan kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi dengan memberikan penghargaan.

Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.

C. Implikasi Perkembangan Teori Pembelajaran

Perkembangan teori belajar cukup pesat. Berikut ini adalah teori belajar dan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran.

Pertama aliran tingkah laku (Behavioristik), belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang kongkret atau yang non kongkret, berlangsung secara mekanik memerlukan penguatan. Tokoh dalam aliran ini adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner.

Aplikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.

Kedua aliran kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku, menekankan pada gagasan bahwa pada bagian-bagian suatu situasi berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut. Pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan lingkungan. Tokoh aliran ini Piaget, David Ausebel, Brunner.

Aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda kongkret, keaktifan siswa amat dipentingkan, guru menyususun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatikan perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.

Ketiga aliran humanistik, belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Dalam praktiknya menggunakan teori belajar Ausebel, teori Bloom, Kolb, dll.

Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.

Keempat teori belajar menurut aliran kontemporer, Teori kontemporer yang bermunculan saat ini banyak sekali di antaranya teori belajar sibernetik. Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru, jika dibandingkan dengan teori-teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi.

Menurut teori Sibernetik (Budiningsih, 2005:80-81), belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Tokoh teori ini Gage dan Berliner, Biehler, Snoman, Baine, dan Tennyson.

Aplikasi teori ini, untuk mendukung proses pembelajaran dalam kegiatan belajar hendaknya menarik perhatian, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa, merangsang ingatan pada prasyarat belajar, menyajikan bahan perangsang, memberikan bimbingan belajar, mendorong unjuk kerja, memberikan balikan informatif, menilai unjuk kerja, meningkatkan retensi dan alih belajar.

Dengan memahami berbagai teori belajar, prinsip-prinsip pembelajaran dan pengajaran, pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan out put-out put yang berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan:

1. Implikasi pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran dalam dunia pendidikan tidak bisa dipisahkan. Antara pendidikan, pembelajaran dan pengajaran saling terkait. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika pembelajaran bermakna dengan pengajaran yang tepat. Sebaliknya pendidikan tidak akan mencapai tujuan jika pembelajaran tidak bermakna dengan pengajaran yang tidak tepat.

2. Implikasi prinsip-prinsip pembelajaran dalam proses belajar pembelajaran diantaranya guru dapat memusatkan perhatian siswa, memberi motivasi, menciptakan suasana belajar yang mengaktifkan siswa, mengajak siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran, mengulang pelajaran, memberi penguatan, dan memperhatian aspek-aspek lain seperti perbedaan individu siswa.

3. Implikasi perkembangan teori pembelajaran sekarang sangatlah beragam. Guru dapat menerapkan menurut aliran-aliran teori tertentu. Seperti teori behavioristik dalam pembelajaran guru memperhatikan tujuan belajar, karakteristik siswa, dsb. Teori kognitif, pembelajaran lebih dititik beratkan pada perolehan pengetahuan oleh siswa, guru membimbing siswa untuk memiliki pengetahuan yang hendak dituju. Sedangkan aliran humanistik pembelajaran yang memanusiakan manusia. Guru mengakui siswa sebagai individu yang punya kemampuan dan harga diri. Aliran yang terbaru yaitu Teori kontemporer pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa hendaknya menarik, merangsang siswa untuk berpikir dan guru dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna.

B. Saran

Pengertian, prinsip, dan perkembangan teori pembelajaran hendaknya dipahami oleh para pendidik dan diterapkan dalam dunia pendidikan dengan benar, sehingga tujuan pendidikan akan benar-benar dapat dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Salim, Agus dkk. 2004. Indonesia Belajarlah. Semarang: Gerbang Madani Indonesia.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2006 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Media Pustaka Mandiri

Teori , Strategi dan Perkaedahan Dalam Pendidikan Komputer

KEMAMPUAN MENGAJAR GURU:
Teori , Strategi dan Perkaedahan Dalam Pendidikan Komputer

1.0 Pendahuluan
Teknologi maklumat telah mengubah cara manusia bekerja. Hjetland(1995) menyatakan bahawa "Technology can make our lives easier. Everyday tasks are simplified". Beliau juga menyatakan bagaimana teknologi dapat mempermudahkan tugas serta meningkatkan prestasi guru seperti penggunaan teknologi untuk kerja-kerja pengurusan dan kerja-kerja pengajaran pembelajaran. K-Ekonomi merupakan isu utama yang disarankan oleh Perdana Menteri kita, maka seharusnya pengetahuan tentang teknologi maklumat adalah penting bagi guru-guru dalam membentuk generasi yang akan datang. Winston Churcil menyatakan " empayar di masa depan ialah empayar pemikiran dan minda" Untuk mengembangkan pemikiran dan minda pelajar khususnya , pendekatan pengajaran dan pembelajaran teknologi maklumat di sekolah perlu digubah kepada pemikiran penyelidikan ,mengunpul maklumat , menganalisis data ke arah menggalakkan kreativiti dan motivasi pelajar. Pendekatan pengajaran secara tradisional secara sogokan nota-nota seharusnya di kikis dari pemikiran guru tetapi diubah dengan membekalkan pengetahuan dan kemahiran ke arah mendapatkan maklumat.

2.0 Kandungan Komponen Komputer Dalam Pendidikan
Struktur kurikulum Kursus Dalam Perkhidmatan (KDP) 14 minggu komputer adalah seperti berikut
a) Asas Dinamika Guru
a) Pengajaran dan pembelajaran Bestari
i. Kemahiran Teknologi Maklumat
ii. Kemahiran Secara Kritis dan Kreatif
iii. Kemahiran Belajar
iv. Kemahiran Mentaksir dan Menilai
v. Pengurusan Pembelajaran Bestari

b) Komputer Dalam Pendidikan
a) Pengenalan Kepada Sistem Dan Rangkaian Komputer
i. Perkembangan Komputer Dan Teknologi Maklumat
ii. Komputer Dalam Pendidikan
iii. Perkakasan dan Perisian

b) Rangkaian Komputer
i. Pengenalan Kepada Komunikasi Data dan Rangkaian Komputer
ii. Rangkaian Setempat (LAN)

c) Penyenggaraan Sistem Komputer dan Pengurusan Teknologi Maklumat di Sekolah
i. Penyenggaraan Sistem komputer
ii. Pengenalan kepada komponen dan fungsinya
iii Menanggal dan memasang semula komponen komputer
iv. Mengesan kerosakan dan penggunaan perisian ultiliti
v. Konfigurasi sistem komputer
vi. Penyediaan perisian
vii. Pengurusan fail
vii. Penyediaan Sistem rangkaian
ix Pengurusan dan penyenggaraan perkakasan

d) Pengurusan Teknologi Maklumat
a) Merancang, melaksana dan menyelaras aktiviti TM di sekolah
b) Penyediaan makmal komputer
c). Aspek keselamatan

e) Internet Dalam Pendidikan
a) Pengenalan Internet
i. Kegunaan internet
ii. Keperluan Perkakasan dan Perisian
iii. Penggunaan Internet Dalam Pendidikan
iv. Kemahiran Mencari Dan Menyimpan Maklumat Dari Internet
v. Isu-isu Semasa Berkaitan Internet

b) Pembinaan Laman Web
i. Mengenal contoh-contoh Laman Web
ii. Mengenalpasti contoh-contoh perisian yang berkaitan
iii. Pemilihan grafik dan muzik

3.0 Teori Dan Strategi Pengajaran Dan Pembelajaran
Pembelajaran ialah proses pemerolehan maklumat dan pengetahuan,penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan . Proses pembelajaran berlaku sepanjang hayat seseorang manusia . Proses pembelajaran berlaku di mana-mana tempat dan pada sebarang masa. Dalam konteks pendidikan, guru biasanya berusaha sedaya upaya mengajar supaya pelajar dapat belajar dan menguasai isi pelajaran bagi mencapai sesuatu objektif yang ditentukan. Pembelajaran akan membawa kepada perubahan pada seseorang . Walaubagaimanapun perubahan yang disebabkan oleh kematangan seperti berjalan dan makan ataupun penyakit dan kelaparan tidaklah dianggap sebagai pembelajaran. Kamus Dewan mentakrifkan pembelajaran sebagai proses belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan menjalani latihan. Menurut pandangan ahli kognitif, pembelajaran boleh ditakrifkan sebagai satu proses dalaman yang menghasilkan perubahan tingkahlaku yang agak kekal. Manakala aliran behavioris pula berpendapat bahawa pembelajaran ialah perubahan dalam tingkahlaku ,iaitu cara seseorang bertindak dalam suatu situasi. Dalam psikologi humanis pembelajaran dianggap proses yang dapat membantu seseorang mencapai sempurna kendiri dan nilai individu. Teori-Teori pembelajaran mempunyai beberapa kepentingan kepada para guru .

Menurut Arif Sukardi (1987), terdapat beberapa sebab teori-teori pembelajaran ini perlu dikuasai oleh guru, antaranya ialah seperti berikut:
a) teori pembelajaran membantu guru memahami proses pembelajaran yang berlaku di dalam diri pelajar itu sendiri.
b) guru dapat memahami keadaan dan faktor yang mempengaruhi, mempercepatkan atau melambatkan proses pembelajaran seseorang.
c) guru dapat membuat ramalan yang tepat tentang hasil yang diharapkan dari proses pengajaran dan pembelajaran.

Terdapat beberapa teori yang dikemukakan mengenai pembelajaran , setiap teori mempunyai konsep atau prinsip tersendiri tentang proses belajar. Berdasarkan berbezaan sudut pandang ini maka teori pembelajaran tersebut dapat dikategorikan kepada beberapa bahagian .

a) Teori Tingkahlaku
Teori ini diperkenalkan oleh aliran mazhab behavioris .Mereka berpendapat bahawa pembelajaran ialah perubahan dalam tingkahlaku , iaitu cara seseorang bertindak dalam suatu situasi. Pandangan ini memfokuskan kepada perubahan tingkahlaku yang nyata dan dapat diperhatikan .Di antara pandangan atau definisi pembelajaran mazhab behavioris yang boleh diterima umum ialah seperti yang diberikan oleh Kimble (1961) yang menyatakan pembelajaran sebagai perubahan potensi tingkahlaku yang agak tetap akibat daripada latihan pengukuhan. Perubahan pembelajaran ini berlaku melalui empat proses iaitu perhubungan , pelaziman klasik,pelaziman operan dan pembelajaran melalui pemerhatian. Di antara prinsip-prinsip teori behaviorisme yang diterapkan dalam pengajaran dan pembelajaran komputer ialah
a) Proses belajar dapat berlaku dengan baik bila pelajar ikut dengan aktif didalamnya . Keadaan ini dapat diwujudkan dengan dengan menyediakan aktiviti-aktiviti tertenti yang melibatkan pelajar secara aktif seperti perbincangan dalam kumpulan, aktiviti amali, contohnya amali membuka dan memasang komponen perkakasan komputer.
b) Bahan pelajaran disusun dalam urutan yang logik supaya pelajar dapat dengan mudah mempelajarinya dan dapat memberikan respon tertentu. Contohnya dalam menyampaikan tajuk komponen perkakasan komputer bahan-bahan bantu mengajar seperti kertas edaran atau hand out disediakan terlebih dahulu di samping penggunanaan slaid powerpoint dapat menjelaskan sesuatu konsep atau fungsi dengan jelas.Ini memudahkan pelajar memahami tajuk yang diajar.
c) Tiap-tiap respon harus diberi maklum balas secara langsung supaya pelajar dapat mengetahui apakah respon yang diberikannya telah benar. Penglibatan dan perhatian pelajar dapat dikekalkan dengan memberikan ganjaran atau rangsangan dengan tujuan untuk memotivasikan mereka bagi mengikuti pembelajaran seterusnya. Setiap respon pelajar perlu diberikan maklumbalas yang positif .
d) Setiap kali pelajar memberikan respon yang benar maka ia perlu diberi motivasi. Setiap kali pelakar berjaya melakukan sesuatu aktiviti ataupun memberikan respon yang betul atau baik maka ia perlu diberikan ganjaran untuk mengekalkan minat pelajar bagi meneruskan pembelajaran berikutnya. Contohnya dalam aktiviti kumpulan pemasangan komponen perkakasan komputer dalam kumpulan, guru boleh memberikan ganjaran seperti jumlah markah yang tinggi, kakat-kata pujian atau sebarang bentuk tindakan yang boleh memotivasikan pelajar.

Menurut (Gagne,Briggs dan Wager 1992) dalam teori pembelajaran tingkahlaku (Behavioral) , terdapat sembilan elemen yang baik untuk sesuatu pengajaran . Berdasarkan sembilan elemen ini , jika dikaitkan dengan pengajaran topik Konsep Asas Sistem Komputer beberapa kaedah dan strategi boleh diterapkan semasa proses pengajaran dijalankan di dalam kelas . Contohnya dalam pengajaran pembelajaran perkakasan komputer ,pada permulaan pengajaran seorang guru itu haruslah pandai menarik perhatian dengan menyediakan bahan bantu mengajar yang boleh menarik perhatian seperti persembahan powerpoint yang menarik terutamanya untuk menerangkan tentang tajuk mengenai asas perkasan komputer ke dalam kelas .Guru haruslah memberitahu pelajar bahawa tajuk ini sangat menarik dan penting kerana ia akan mendedahkan pelajar kepada pengetahuan asas mengenai perkakasan sistem komputer . Guru perlu memberitahu pelajar tentang objektif pelajaran dan apa yang diharapkan satelah selesai mengikuti pengajaran dan pembelajaran . Contohnya ,guru perlu menjelaskan mengapa tajuk ini amat penting untuk di pelajari dan apakah kegunaan dan kepentingannya terhadap pelajar . Selain itu , sebelum memulakan sesuatu proses pengajaran dan pembelajaran , seorang guru itu harus merangsang pelajar untuk mengingat semula isi kandungan yang telah di pelajari sebelum ini . Guru juga harus mempersembahkan bahan yang merangsangkan iaitu melalui beberapa soalan , suara guru haruslah jelas dan berintonasi , susunan idea semasa bercakap juga penting dan juga menggunakan pelbagai media yang relevan contohnya carta alir , gambarajah dan juga slaid projektor . Guru juga harus menggalakkan pelajar berbincang dan menyuruh pelajar mengajar rakan-rakan mereka yang tidak faham tentang topik yang di ajar pada hari itu . Guru haruslah mengesan kemajuan pelajar dengan mengemukakan soalan atau memberi tugasan supaya pelajar dapat mengaplikasikan ilmu yang di pelajari . Sebagai contoh , guru memberi tugasan kepada pelajar bagaimana untuk mendapatkan data mengenai jenis perkakasan komputer terkini di pasaran tajuk perkakasan komputer yang telah dipelajari sebelum itu .

b) Teori Kognitif
Ahli psikologi kognitif menyatakan bahawa pembelajaran ialah satu proses dalaman dan tidak dapat diperhatikan secara langsung. Pembelajaran menyebabkan perubahan tingkahlaku seseorang terhadap sesuatu situasi yang khusus. Perubahan tingkahlaku dianggap cuma mencerminkan perubahan dalaman yang sukar untuk diperhatikan seperti pengetahuan ,perasaan ,harapan dan pemikiran. Menurut Bruner untuk mengajar sesuatu tidak perlu menunggu sehingga kanak-kanak mancapai tahap perkembangan tertentu. Aspek pentingnya ialah bahan pengajaran harus disediakan dengan baik. Dengan lain perkataan perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan cara mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral di mana bahan pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari tahap rendah sehingga ke tahap menengah, disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini adalah dengan memahami konsep, makna dan hubungan melalui proses intuitif dan seterusnya menghasilkan suatu kesimpulan.

Menurut Hartley & Davies (1976), prinsip-prinsip kognif dari beberapa contoh di atas banyak diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam melaksanakan kegiatan perancangan pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut adalah seperti berikut
a) Pelajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logik tertentu.
b) Penyusunan bahan pelajaran dari sederhana ke rumit. Pelajar harus lebih tahu tugas-tugas yang bersifat lebih sederhana.
c) Pembelajaran dengan memahami lebih baik dari pada menghafal tanpa pemahaman. Sesuatu yang baru harus sesuai dengan apa yang telah diketahui pelajar sebelumnya.
d) Tugas guru di sini adalah menunjukkan hubungan apa yang telah diketahui sebelumnya.
e) Adanya perbezaan individu yang harus diperhatikan dan faktor ini mempengaruhi proses pembelajaran pelajar.

Kognitif berkaitan dengan mental,dan ianya berkait rapat dengan ingatan jangka panjang dan ingatan jangka pendek. Ini boleh dilihat melalui teori Pemprosesan Maklumat. Teori ini menumpukan kepada bagaimana pelajar memproses maklumat oleh pelajar . Maklumat yang baru disimpan dalam ingatan jangka pendek. Kemudian diproses sebelum disimpan ke ingatan jangka panjang. Kombinasi pengetahuan (maklumat yang diproses) dan kemahiran di ingatan jangka panjang akan membina strategi-strategi kognitif atau kemahiran yang berkaitan dengan tugas-tugas yang kompleks. Langkah langkah pengajaran mengikut teori pemprosesan maklumat disampaikan seperti berikut.
a) Perhatian pelajar : Permulaan pengajaran dengan memberikan set induksi yang dapat menarik perhatian pelajar kepada guru dan pengajaran. Contohnya dalam pengajaran tajuk perkakasan komputer guru boleh bersoaljawab dengan pelajar dan menunjukkan beberapa contoh perkakasan kompouter ke dalam kelas .
b) Membawa ingatan pelajar pada tajuk yang berkaitan. Perbincangan tajuk-tajuk lepas yang sudah dipelajari dan dikaitkan dengan topik yang kan diajar.
c) Penekanan terhadap isi pelajaran yang penting ( utama). Pengajaran pembelajaran sesuatu tajuk disampaikan dengan penggunaan bahan bantu mengajar yang bertepatan dengan tajuk yang akan disampaikan. Contohnya dalam pengajaran tajuk perkakasan komputer beberapa handout
mengenainya diedarkan kepada pelajar sebagai banah panduan dan rujukan untuk mengikuti pengajaran guru. Di samping penyediaan slaid powerpoint yang baik dan dapat menjelaskan isi pelajaran yang disampaikan.
d) Persembahkan maklumat dengan teratur dengan menggunakan bahan bantu mengajar yang bersesuaian . Contohnya seperti perisian kursus yang berkaitan dengan tajuk perkakasan komputer .
e) Tunjukkan pelajar bagaimana mengkategorikan maklumat yang diterima. Guru membantu dan memberikan bimbingan kepada pelajar untuk melaksanakan memahami dan pembelajaran .
f) Beri peluang kepada pelajar untuk mengembangkan maklumat yang baru diterima
g) Pengulangan Contoh ialah mengingatkan pelajar beberapa isi penting yang dipelajari (ingatan janga pendek) dan menyediakan

beberapa aktiviti atau latihan yang berkaitan dengan pelajaran lepas ( ingatan jangka panjang)

c) Teori Konstruktivisime
Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam minda manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan universiti tetapi tidak begitu ketara dan tidak ditekankan. Mengikut kefahaman konstruktivisme, ilmu pengetahuan tidak boleh dipindahkan daripada guru kepada pelajar dalam bentuk yang serba sempurna. Pelajar perlu bina sesuatu pengetahuan itu mengikut pengalaman masing-masing. Pembelajaran adalah hasil daripada usaha pelajar itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk pelajar. Blok binaan asas bagi ilmu pengetahuan ialah satu skema iaiatu aktiviti mental yang digunakan oleh pelajar sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan. Fikiran pelajar tidak akan menghadapi realiti yang wujud secara terasing dalam persekitaran. Realiti yang diketahui pelajar adalah realiti yang dibina sendiri. Pelajar sebenarnya telah mempunyai satu set idea dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap persekitaran mereka.Untuk membantu pelajar membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus mengambil kira struktur kognitif yang sedia ada pada mereka. Apabila maklumat baru telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebahagian daripada pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina. .

Beberapa orang ahli konstruktivisme yang terkemuka berpendapat bahawa pembelajaran yang bermakna itu bermula dengan pengetahuan atau pengalaman sedia ada pelajar. Rutherford dan Ahlgren berpendapat bahawa pelajar mempunyai idea mereka sendiri hampir dalam semua perkara, di mana ada yang betul dan ada yang salah. Jika kefahaman dan salah konsep ini diabaikan atau tidak ditangani dengan baik, kefahaman atau kepercayaan asal mereka itu akan tetap kekal walaupun dalam peperiksaan mereka mungkin memberi jawapan seperti yang dikehendaki oleh guru. John Dewey menguatkan lagi teori konstruktivisme ini dengan mengatakan bahawa pendidik yang cekap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara berterusan. Beliau juga menekankan kepentingan penyertaan pelajar di dalam setiap aktiviti pengajaran dan pembelajaran. Dari persepektif epistemologi yang disarankan dalam konstruktivisme fungsi guru akan berubah. Perubahan akan berlaku dalam teknik pengajaran dan pembelajaran, penilaian, penyelidikan dan cara melaksanakan kurikulum. Sebagai contoh, perspektif ini akan mengubah kaedah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kejayaan pelajar meniru dengan tepat apa saja yang disampaikan oleh guru kepada kaedah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kejayaan pelajar membina skema pengkonsepan berdasarkan kepada pengalaman yang aktif.

Dalam teori konstruktivisme, pelajar tidak lagi dianggap belajar daripada apa yang diberikan guru atau sistem pengajaran tetapi secara aktif membina realiti mereka sendiri dan pada masa yang sama mengubah suai realiti tersebut. Ini adalah sesuai dengan kaedah pengajaran dan pembelajaran berasaskan komputeri. Dalam melaksanakan pengajaran perkakasan komputer pelajar aktif dalam membina realiti mereka sendiri. Segala pengetahuan dibina oleh pelajar dalam modul tidak disokong dari pengetahuan luar. Dick (1997) menyatakan bahawa konstruktivisme hanya mencadangkan kaedah dalam mana persekitaran pembelajaran boleh disusunatur dan diurus supaya dapat membekalkan pelajar dengan konteks terbaik untuk belajar. Pembelajaran akan melibatkan pelajar yang aktif dengan mencari pengetahuan dan melibatkan kerja-kerja amali. Teori ini juga beranggapan bahawa pelajar mampu untuk membuat penyelidikan, menganalisis dan mempersembahkan maklumat .

d) Teori Andragogi
Teori andragogi oleh Kowles adalah suatu percubaan untuk mengembangkan satu teori yang khas tentang pembelajaran orang dewasa. Knowles menegaskan orang dewasa adalah terarah diri dan dijangka bertanggungjawab atas keputusannya. Program pembelajaran orang dewasa seharusnya menampung aspek asas ini. Andragogi membuat andaian-andaian berikut tentang corak pembelajaran:
a) Orang dewasa perlu mengetahui sebab ia dikehendaki mempelajari sesuatu
b) Orang dewasa perlu belajar secara eksperimen.
c) Orang dewasa menganggap pembelajaran sebagai penyelesaian masalah.
d Pembelajaran orang dewasa paling berkesan jika topik pelajarannya mempunyai nilai segera.

Secara praktiknya, andragogi bermakna instruksi untuk orang dewasa perlu berfokuskan lebih kepada proses daripada isi kandungan yang diajar. Strategi-strategi seperti kajian kes, main peranan, simulasi, dan penilaian kendiri adalah paling berguna. Pengajar memainkan peranan sebagai fasilitator atau kakitangan resos dan kurang sebagai pensyarah atau penilai. Andragogi diaplikasikan kepada sebarang bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan dengan meluasnya dalam mencorak lahan organisasi .

Knowles memberi satu contoh aplikasi prinsip-prinsip andragogi dalam desain latihan komputer peribadi:
a) Perlunya menjelaskan sebab sesuatu diajar (misalannya, arahan tertentu, fungsi, operasi .
b) Instruksi perlu berorientasikan tugasan dan bukan hafalan -aktiviti pembelajaran harus dalam konteks di mana tugas- tugas dilakukan.
c) Instruksi perlu mengambil kira pelbagai latar belakang pelajar; bahan dan aktiviti pembelajaran hendaklah disesuaikan dengan jenis/tahap pengalaman

penggunaan komputer yang berbeza.
Oleh kerana orang dewasa adalah terarah diri, instruksi haruslah membenarkan pelajar dewasa melakukan penemuan sendiri, dan memberi bimbingan dan bantuan jika kesilapan berlaku. Marzano dan Arredondo mengutarakan teknik pemprosesan mendalam (Deep Processing) yang menegaskan komponen-komponen pemikiran iaitu imej, sensasi, emosi dan linguistik. Untuk mengingati sesuatu perkara dengan baik, keempat-empat komponen dibangkitkan.

Prinsip-prinsip Andragogi adalah seperti beikut.
a) Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perancangan dan penilaian instruksinya.
b) Pengalaman (termasuk kesilapan) menjadi asas untuk aktiviti pembelajaran.
c) Orang dewasa paling berminat mempelajari subjek yang mempunyai hubungan yang segera dengan pekerjaan atau kehidupan peribadinya.
d) Pembelajaran orang dewasa adalah berpusatkan masalah dan bukan berorientasi isi kandungan

4.0 Konsep Pendekatan, Kaedah, Teknik Dan Strategi Pengajaran Dan Pembelajaran
Konsep pendekatan,kaedah,teknik dan strategi mempunyai kaitan antara satu sama lain dan saling lengkap melengkapi sehingga sukar untuk dibezakan antara satu dengan yang lain. Walaubagaimanapun konsep pendekatan,kaedah,teknik dan strategi mempunyai beberapa ciri tertentu. Pendekatan bermakna cara mendekati sesuatu. Pendekatan merujuk kepada cara bagaimana sesuatu mata pelajaran diajar berdasarkan objektifnya. Menurut Edward M.Anthony (1963) ,pendekatan ialah satu set andaian yang saling berkait dengan proses pengajaran dan pembelajaran . Berdasarkan kepada itu pendekatan harus berlandaskan model,prinsip atau teori pembelajaran yang merangkumi perkara berikut:
• konkrit kepada abstrak
• mudah kepada kompleks
• keseluruhan kepada bahagian
• umum kepada spesifik
• spesifik kepada umum
• dekat kepada jauh
• diketahui kepada belum diketahui

Merujuk kepada satu siri tindakan guru yang sistematik dengan tujuan mencapai objektif pelajaran spesifik dalam jangka pendek. Mengikut Edward M.Anthony(1963) kaedah merujuk kepada satu ikhtiar keseluruhan dikehendaki dalam satu set prosedur yang tersusun,berlandaskan kepada sesuatu pendekatan yang dipilih. Teknik mengajar merupakan kemahiran guru dalam mengelola dan melaksanakan kaedah mengajar dalam sesuatu aktiviti pengajaran dan pembelajaran. Di antara teknik mengajar yang biasa digunakan ialah teknik bercerita, bersyarah, perbincangan, demonstrasi, latih tubi,penyoalan,sumbangsaran dan permainan. Tujuan menggunakan pelbagai teknik mengajar dalam situasi pengajaran ialah untuk menarik minat pelajar,mengekalkan perhatian serta membangkitkan rasa ingin tahu pelajar supaya mencapai objektif pengajaran pembelajaran. Pemilihan teknik mengajar perlulah berdasarkan kepada umur,kecerdasan,kebolehan dan minat pelajar. Strategi bermakna kebijaksanaan dalam menguruskan sesuatu perkara. Ianya merujuk kepada kebijaksanaan guru memilih pendekatan serta kecekapan merancang kaedah,teknik dalam satu-satu pengajaran berdasarkan objektif pelajaran yang ditentukan.

Dalam sesuatu proses pengajaran dan beberapa strategi pendekatan perlu dipertimbangkan,antaranya ialah;
• Penentuan pendekatan berdasarkan objektif pelajaran
• Pemilihan kaedah dan teknik mengajar berdasarkan pendekatan.
• Penyusunan kaedah dan teknik mengajar secara sistematik dengan mengikut prinsip dan teori pembelajaran
• Pengagihan masa dan langkah mengajar perlulah disusun dengan baik.
• Pengagihan bahan bantu mengajar mengikut keperluan dalam setiap kaedah dan teknik mengajar.
• Pengurusan kelas mengikut pendekatan,kaedah dan teknik mengajar yang dipilih.

5.0 Kaedah Dan Strategi Pengajaran Komputer Dalam Pendidikan
Menurut Tg. Zawawi , terdapat beberapa amalan profesional yang perlu dikuasai dan dihayati oleh para pendidik ,antaranya ialah
a) Menterjemah kandungan kurikulum sebagai aktiviti pengajaran pembelajaran yang bermakna;
b) Menguasai dan bijak mengguna alat teknologi terkini di samping dapat memanfaatkannya ke arah mengoptimumkan proses pengajaran pembelajaran;
c) Pengajaran dan pembelajaran bermakna dan berfikrah melalui penguasaan kemahiran generik;
d) Membantu pelajar mengenalpasti matlamat pendidikan, mendefinisikan hala tuju bagi pelajarnya, memantau kemajuan pelajar, dan kemudian menyediakan ruang untuk pelajar belajar mengikut kadar kendiri;
e) Bertanggungjawab menyediakan suasana yang menggalakkan pembelajaran terarah kendiri yang kreatif dan berdikari.
f) Sumbangan kreatif dan inovatif khususnya dalam menghasilkan pakej pembelajaran bestari yang boleh membantu proses pembelajaran pelajar ke arah akses kendiri.

Pelbagai kaedah pengajaran dan pembelajaran perlu dikuasai dan diamalkan dalam proses pengajaran dan pembelajaran komputer . Antaranya strategi inovatif yang berasaskan teknologi seperti perbincangan dengan rakan yang jauh, pembelajaran jarak jauh, penggunaan data sebagai sumber maklumat, memproses maklumat dan menghubungkan dapatan; merujuk ensaiklopedia eletronik; belajar dari courseware eletronik dan komunikasi eletronik. Penekanan perlu diberikan kepada aspek konteks di dalam meningkatkan kefahaman konsep baru. Untuk itu, aplikasi multimedia membolehkan pembelajaran dalam konteks digunakan untuk mengajar pengetahuan dan kemahiran yang relevan. Ciri-ciri ini penting untuk mewujudkan pembelajaran akses kendiri. Dalam konteks pengajaran pembelajaran teknologi maklumat beberapa kaedah dan strategi pengajaran dan pembelajaran boleh diaplikasikan ,antaranya ialah,

a) Perbincangan
Perbincangan ialah kaedah dan strategi yang melibatkan aktiviti perbualan di antara guru dengan pelajar di dalam kelas. Melalui kaedah ini pelajar dan guru bertukar-tukar fikiran mengenai tajuk yang terkandung dalam komponen asas komputer dan teknologi maklumat . Perkongsian dan pertukaran idea dan maklumat mengenai asas komputer dan teknologi maklumat dapat dilaksanakan. Guru hanya menjadi penyelia kepada sesi perbincangan yang diadakan. Sebelum sesi perbincangan ini dijalankan guru menjelaskan tujuan diadakan perbincangan , ini bagi membolehkan pelajar membuat persediaan mengenai topik yang akan dibincangkan. Pelajar memainkan peranan dengan aktif memberikan pandangan masing-masing mengenai tajuk. Pelajar akan mencatatkan idea-idea yang dibentangkan dan pada peringkat akhir rumusan dibuat oleh pelajar dengan bimbingan daripada guru . Perbincangan dijalankan secara keseluruhan kelas. Melalui perbincangan secara kelas ini, beberapa perkara telah dapat dimanafaatkan oleh guru dan pelajar,antaranya ialah
• Menggalakkan perkembangan mental pelajar di mana pelajar dapat
• memberikan idea mengenai tajuk asas komputer dan teknologi
• maklumat secara luas dan bebas,sistematik dan tepat.
• Pelajar dapat melatih diri berfikir dengan teliti, berbual dan mengemukakan soalan dan pandangan mereka mengenai tajuk dengan jelas.
• Pelajar dapat menggunakan kemahiran lisan untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara berkesan di antara satu sama lain di samping memupuk semangat bekerjasama serta mewujudkan interaksi sosial yang positif. Kemahiran lisan dapat dapat diperkukuhkan.

d) Sumbangsaran
Sumbangsaran atau percambahan fikiran juga digunakan dalam strategi pengajaran dan pembelajaran asas komputer dan teknologi maklumat. Melalui aktiviti ini satu sesi perbincangan dilaksanakan yang membolehkan setiap pelajar mengemukakan pendapat dan idea terhadap satu tajuk . Melalui sumbangsaran ini ,pelajar dibahagikan kepada beberapa kumpulan yang mengandungi di antara empat hingga lima orang setiap kumpulan . bagi setiap kumpulan diberikan satu topik perbincangan dan ahli kumpulan akan menyumbangkan idea dan pandangan yang dicatat oleh seorang pelapor setiap kumpulan yang dibentuk.Topik-topik yang dipilih adalah yang terkandung dalam sukatan iaitu asas komputer dan teknologi maklumat da ianya sesuai dengan kebolehan pelajar . Sebelum menjalani sesi ini pelajar terlebih dahulu diberikan panduan oleh guru. Pelajar dilatih mengemukakan idea dan pendapat mereka dengan cara yang logik dan analitis. Di samping itu juga dapat memupuk semangat kerjasama berkongsi maklumat antara satu sama lain. Pelajar juga dilatih supaya berusaha menyelesaikan masalah penting sesama mereka.

e) Tunjukcara
Tunjukcara merupakan salah satu teknik yang dilaksanakan dalam pengajaran asas komputer dan teknologi maklumat. Teknik ini juga dikenali sebagai demonstrasi. Melalui teknik ini guru akan memberikan penerangan dan demonstrasi mengenai sesuatu isi pelajaran sebaliknya pelajar hanyalah melihat dan mendengar apa yang disampaikan .Contohnya teknik tunjukcara ini dilaksanakan dalam pengajaran tajuk perkakasan komputer dimana guru terlebih dahulu menentukan tajuk,objektif dan kandungan isi pelajaran kepada pelajar. Alatan turut disediakan dan disusun mengikut langkah-langkah tertentu . Guru melakukan tunjukcara membuka dan memasang komponen perkakasan komputer Semasa melakukan demonstrasi beberapa soalan dikemukakan kepada pelajar untuk menarik perhatian mereka terhadap isi pelajaran dan menguji kefahaman mereka terhadap penyampaian guru . Beberapa bahagian utama dan penting akan dibincangkan dengan pelajar selepas tunjukcara, ini adalah untuk memastikan pelajar mengikuti setiap langkah yang diterangkan semasa demonstrasi tadi. Pelajar juga diberikan peluang untuk melakukan aktiviti demonstrasi seperti mana yang ditunjukkan oleh guru sebelum itu.

Teknik demonstrasi atau tunjukcara ini telah memberikan beberapa kebaikan dan kesan kepada pelajar, antaranya.
• Pelajar telah dapat mencontohi apa yang ditunjukkan dengan lebih mudah dan tepat.
• Dapat mengukuhkan ingatan pelajar mengenai tajuk dan langkah-langkah untuk melaksanakannya.
• Pelajar lebih mudah memahami isi pelajaran dan menimbulkan minat untuk belajar.
• Kesilapan pelajar dapat dibetulkan oleh guru, ini secara tidak langsung membaiki kualiti pengetahuan pelajar.

f) Projek
Tujuan kaedah ini ialah untuk meningkatkan penglibatan pelajar dengan idea-idea konseptual dan mengembangkan kemahiran yang tidak mungkin dicapai melalui kaedah pengajaran lain. Guru menyediakan tajuk projek dan pelajar akan memilihnya mengikut kesesuaian. Garis panduan disediakan dan merangkumi maklumat tentang :
• Tujuan projek
• Hasil yang akan diperolehi
• Prosedur-prosedur khusus yang mesti dipatuhi.
• Tarikh akhir menyiapkan projek.
Ativiti ini dijalankan selepas pelajar menguasai kemahiran-kemahiran tertentu secara berpasangan. Pelajar menjalankan beberapa kaji selidik mengenai penggunaan komputer oleh guru sekolah dalam proses pengajaran dan pembelajaran ,pengetahuan guru-guru sekolah tentang jenis-jenis komputer dan perbandingan harga setiap komponen-komponen utama sistem komputer . Melalui projek ini pelajar telah membuat pemerhatian,mengumpul maklumat,menganalisis data serta membuat rumusan. Sebelum dilaksanakan projek ini, topik kajian telah ditentukan terlebih oleh guru. Tujuan dan langkah menjalankan kaji selidik telah ditentukan terlebih dahulu untuk memudahkan mereka membuat kajian. Bimbingan diberikan oleh guru dan hasil kaji selidik dibincangkan dan penilaian dibuat selepas aktiviti kajian selesai dijalankan.

Kaedah projek yang dilaksanakan ini telah memberikan kelebihan kepada pelajar,antaranya:
• Memberi peluang kepada pelajar mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dengan cara sendiri.
• Pelajar dapat menggunakan deria mereka untuk memerhati,menganalisis,mentafsir serta membuat rumusan.
• Pengetahuan dan kemahiran yang dipelajari di kelas dapat digunakan dalam situasi sebenar.


g) Pembelajaran koperatif
Pembelajaran koperatif merujuk kepada kaedah pengajaran yang memerlukan pelajar dari pelbagai kebolehan bekerjasama dalam kumpulan kecil untuk mencapai satu matlamat yang sama . Sasaran adalah tahap pembelajaran yang maksimum bukan sahaja untuk diri sendiri, tetapi juga untuk rakan-rakan yang lain.

Lima unsur asas dalam pembelajaran koperatif adalah:
• saling bergantung antara satu sama lain secara positif,
• saling berinteraksi secara bersemuka,
• akauntabiliti individu atas pembelajaran diri sendiri,
• kemahiran koperatif, dan
• pemprosesan kumpulan


Ganjaran diberi kepada individu dan kumpulan dalam pelaksanaan kaedah ini. Individu dalam kumpulan dikehendaki menunjukkan kefahaman masing-masing dan memainkan peranan berbeza bergilir-gilir. Kemahiran sosial dan pemprosesan kumpulan digalakkan. Pengajaran rakan sebaya memainkan peranan yang sangat penting. Dalam kaedah ini, pembahagian tugas diagihkan di kalangan pelajar dalam kumpulan pelbagai kebolehan. Bahan pembelajaran dipecahkan kepada topik-topik kecil. Setiap pelajar diagihkan tugas untuk mempelajari satu topik kecil. Setelah menguasai topik kecil sendiri, pelajar akan mengajar rakan-rakan lain dalam kumpulannya sehingga semua ahli kumpulan menguasai semua topik kecil itu. Selepas itu satu aktiviti dijalankan untuk menguji sama semua ahli kumpulan berjaya memahami dan menyempurnakan tugasan yang diberi. Jigsaw merupakan cara pengajaran berpusatkan pelajar. Kemungkinan besar bahan baru dapat dikaitkan dengan pengetahuan sedia ada dan membantu penstrukturan semula idea. Pembelajaran koperatif menggalakkan pelajar berinteraksi secara aktif dan positif dalam kumpulan. Ini membolehkan perkongsian idea dan pemeriksaan idea sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme.

h) Pembelajaran Kolaboratif
Semasa aktiviti pengajaran dan pembelajaran Kolaboratif berjalan, interaksi berlaku di antara pelajar dengan bahan pengajaran, pelajar dengan pelajar dan pelajar dengan tenaga pengajar. Schrage (1990) menyatakan pembelajaran kolaboratif melebihi aktiviti bekerjasama kerana ia melibatkan perkongsian hasil penemuan dan hasil yang didapati daripada pembelajaran baru. Menurut Jonassen (1996), pembelajaran secara kolaboratif dapat membantu pelajar membina pengetahuan yang lebih bermakna jika dibandingkan dengan pembelajaran secara individu. Dengan menjalankan aktiviti dan projek pembelajaran secara kolaboratif secara tidak langsung kemahiran-kemahiran seperti bagaimana berkomunikasi akan dipelajari oleh pelajar.

i) Pembelajaran Anjal
Pengajaran dan pembelajaran modul tidak semestinya dijalankan pada jadual waktu rasmi. Pembelajaran anjal melibatkan masa pelajar belajar dan kurikulum harus dirancang dengan sebaiknya disamping mewujudkan jadual waktu anjal. Dalam kaedah pengajaran pendidik guru harus diambil kira perbezaan pelajar itu sendiri. Maka pembelajaran anjal harus dilaksanakan diluar waktu pembelajaran kelas biasa.

j) Kaedah Menyoal
Kaedah menyoal digunakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran asas komputer dan teknologi maklumat. Melalui kaedah ini pemikiran pelajar dirangsangkan dengan beberapa soalan dikemukakan kepada pelajar. Melalui penyoalan ini pelajar perlu melaksanakan perkara-perkara berikut :
• Mengingat semula fakta, prinsip atau generalisasi yang spesifik.
• Menunjukkan kefahaman dengan cara menyatakan atau menerangkan sesuatu.
• Menganalisis maklumat dengan cara mendapatkan hubungan baru antara idea,prinsip prinsip yang terlibat dan implikasi yang timbul.
• Mengsintesis maklumat dengan cara mencantumkannya dalam pelbagai cara
• Menilai maklumat dengan menggunakan kriteria tertentu sebagai alasan atau hujah.


Dalam penyoalan , aras penyoalan adalah mengikut tahap apa yang telah diletakkan dalam Taksonomi Bloom iaitu dari peringkat pengetahuan sehinggalah ke peringkat sintesis atau penilaian bergantung kepada kecerdasan pelajar. Bahan pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari tahap rendah sehingga ke tahap menengah, disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif pelajar. Pelajar yang lemah akan diberi lebih banyak soalan berbentuk pengetahuan dan kefahaman. Pelajar cerdas, penumpuannya lebih kepada soalan aplikasi dan dan analisi. Sebagai contoh dalam tajuk Perkakasan Komputer, guru mengemukakan soalan aras pengetahuan di mana pelajar perlu mengetahui nama-nama komponen yang diperkenalkan dan kemudian memberi maklum balas apabila ianya disoal

k) Pembelajaran Kendiri
Melalui kaedah pembelajaran ini pelajar akan lebih berdikari di dalam mendapatkan ilmu pengetahuan dan kemahiran teknologi maklumat khususnya dalam memahami sesuatu tajuk yang . Menurut Rogers (1994) pembelajaran kendiri adalah sama dengan perubahan dan pembesaran seseorang, secara semulajadi semua manusia mempunyai keinginan untuk belajar. Malalui pembelajaran kendiri ini, pensyarah hanyalah bertindak sebagai fasalitator melaksanakan tugas-tugas seperti di bawah ,
• Membina suasana pembelajaran yang positif.
• Menjelaskan maksud pelajar.Menyusun dan membina sumber maklumat.
• Menyeimbangkan di antara komponen kecerdasan dan emosi.
• Berkongsi perasaan dan pandangan dengan pelajar dan bukan cuba untuk menguasainya.


Pembelajaran kendiri dapat dipraktikkan oleh pelajar dalam pembelajaran asas perkakasan komputer. Contohnya pelajar mendapatkan maklumat mengenai pelbagai jenis perkakasan komputer dan fungsinya dari pelbagai sumber maklumat.

l) Penerapan Nilai-Nilai Murni
Sesuai dengan Falsafah Pendidikan Negara untuk mewujudkan insan yang seimbang dari segi jasmani, emosi, rohani dan intelek, penerapan nilai-nilai murni perlulah dilakukan walau dengan apa kaedah pengajaran yang dilaksanakan. Dalam pengajaran subjek Komputer Dalam Pendidikan ini telah diterapkan dengan beberapa nilai murni agar pelajar-pelajar dapat dibentuk ke arah yang positif. Nilai-nilai murni yang akan diterapkan adalah seperti: a) Berdikari
b) Bekerjasama
c) Tepati masa
d) Sabar

Penerapan nilai murni di atas dapat diterapkan secara tidak langsung dalam beberapa aktiviti pengajaran pembelajaran.Contohnya dalam aktiviti kumpulan melakukan proses membuka dan memasang komponen komputer serta mengenali fungsi perkakasan komputer , pelajar akan bekerjasama dan melakukan aktiviti yang ditetapkan dengan penuh minat dan sabar, disamping mengikut jangkamasa yang ditetapkan untuk menyiapkan sesuatu aktiviti.

m) Kemahiran Berfikir
Kemahiran berfikir secara kritis ialah proses menggunakan minda untuk menilai, meneliti dan membuat pertimbangan mengenai sesuatu idea, isu, masalah atau fenomena berdasarkan bukti-bukti yang ada. Pengajar hendaklah memasukkan aspek-aspek kemahiran berfikir dalam proses pengajaran dan pembelajaran . Ia akan menyebabkan pelajar-pelajar terangsang dengan pengajaran dan pembelajaran agar objektif perisian boleh dicapai. Dalam kemahiran berfikir, antara perkara-perkara yang ditekankan ialah seperti membanding dan membeza, membuat kategori, meneliti bahagian-bahagian kecil dan keseluruhan, menerangkan sebab, menyusun mengikut urutan, menyusul periksa andaian dan membuat ramalan.

n) Pembelajaran Aktif
Dalam strategi pembelajaran aktif, pelajar bukan sahaja belajar dari dari guru malah pelajar boleh mendapatkan maklumat menggunakan kemudahan teknologi maklumat. Pelajar akan mendapatkan maklumat yang diperlukan secara sendiri yang dikatakan akses kendiri. Pelajar digalak untuk meneroka dan mendalami bidang ilmu tertentu supaya mendapat tahap pencapaian yang cemerlang.

7 Langkah Mengembangkan Pemikiran Kritis Saat Belajar

Artikel:
7 Langkah Mengembangkan Pemikiran Kritis Saat Belajar

Nama & E-mail (Penulis): Yovan Konsultan di Jakarta

Dalam menjalani proses pembelajaran, baik di sekolah maupun di kampus, tentu anda menginginkan prestasi yang optimal. Penting untuk disadari bahwa guna mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal tentu faktor yang paling menentukan adalah pada proses belajar itu sendiri.

Banyak individu beranggapan bahwa proses belajar merupakan proses yang sederhana. Hanya dengan membaca materi pengajaran (buku/diktat/modul/kebetan ), memperhatikan dan mendengarkan penjelasan di kelas maka prestasi optimal pasti diraih. Sayangnya pada kenyataannya tidak demikian (kacian deh lu... ). Jika demikian kenyataannya maka tentunya akan banyak sekali individu yang berhasil dalam belajar. Jika demikian maka tidak akan ada bimbingan belajar yang mengedepankan hanya cara-cara ringkas dalam menyelesaikan soal. Dan memang kenyataannya tidak demikian. Banyak siswa/mahasiswa yang telah melakukan hal serupa namun prestasinya tetap kurang memuaskan. Strategi belajar pasif tidak akan pernah memberikan hasil pembelajaran yang diharapkan.

Tahukah anda bahwa guna meraih hasil optimal anda perlu melibatkan seluruh pemikiran aktif saat melakukan pembelajaran. Sayangnya banyak institusi pendidikan (baik sekolah, kampus apalagi bimbingan belajar) yang tidak mengembangkan hal ini. Bagi mereka belajar adalam proses dimana guru mengajar dan siswa menerima. Itu dan hanya itu saja. Wajar saja kemudian sekiranya kualitas pendidikan bangsa ini sedikit kurang dibandingkan negara lain di kawasan.

Belajar dan berpikir merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dapatkah anda membayangkan bagaimana proses pembelajaran yang tidak disertai dengan proses berpikir. Sayangnya masih banyak individu yang belajar seperti zombie. Dari luar sepertinya mereka belajar namun sebenarnya mereka tidak belajar. Proses belajar dapat dianalogikan sebagai keseluruhan perjalanan mencapai satu tujuan. Sementara berpikir merupakan proses perjalanan itu sendiri, kaki mana yang harus dilangkahkan dan ke arah mana anda perlu melangkahkannya. Selama proses perjalanan anda perlu memastikan bahwa setiap langkah koheren satu sama lain guna mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Karena untuk mencapai hasil optimal dalam pembelajaran dibutuhkan pemikiran aktif, dan berpikir secara aktif sama artinya dengan berpikir secara kritis, maka artinya proses pembelajaran optimal membutuhkan pemikiran kritis dari si pembelajar.

Mungkin seperti yang lainnya, kini anda bertanya, �Apa yang dimaksud dengan pemikiran secara kritis?� Pada bagian berikut saya menguraikan seluruh tahapan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan pemikiran kritis saat belajar. Harapannya setelah membaca artikel ini, anda tidak melatihnya namun langsung menerapkan dan hanya menanti hasil yang lebih optimal, segera atau beberapa saat setelahnya.

1. Tentukan hal yang ingin anda pelajari

Untuk dapat melibatkan pemikiran kritis saat belajar, sebelumnya anda perlu benar-benar mengetahui apa yang akan atau ingin anda pelajari. Hal ini sama seperti mengetahui tujuan pergi sebelum anda melangkahkan kaki ke luar rumah. Anda dapat melakukan hal ini dengan memberikan pernyataan seputar materi tersebut. Jika anda mudah lupa, tips dari saya, ikuti training/coaching Prima Memory atau siapkan selembar kertas di dekat anda dan tuliskan berbagai penyataan tujuan anda mempelajari materi tersebut. Anda dapat memberikan berbagai pernyataan sederhana seperti, �Saya penasaran cara kerja pikiran saat seseorang berada pada kondisi hypnosis?� atau �Saya penasaran apa hubungan antara hypnosis dengan peningkatan daya ingat seseorang?� Intinya semua pertanyaan yang anda tuliskan adalah pernyataan tujuan yang singkat dan sederhana.

2. Kumpulkan semua sumber informasi

Daftarkan semua sumber informasi berkenaan dengan materi yang ingin anda kuasai, setelahnya kumpulkan. Anda perlu membuka diri seluas-luasnya pada berbagai sumber informasi, mulai dari buku, makalah, artikel, berbagai sumber di internet, kliping, jurnal, koran, majalah, siaran radio, TV, penjelasan guru/dosen, wangsit, wasiat, wasir dan yang lainnya . Hilangkan semua praduga anda mengenai materi yang ingin anda pelajari, karena praduga anda hanya akan membatasi proses pencarian berkenaan seputar materi tersebut. Semakin banyak sumber informasi yang anda dapatkan semakin baik.

Setelahnya anda perlu mencari pula berbagai contoh aplikasi dari hal yang anda telah pelajari. Tahapan ini sering kali dilewatkan oleh banyak individu. Akibatnya proses pembelajaran mereka kurang optimal karena membuat mereka seolah terpisah dengan materi yang sedang dipelajari. Mereka memahami materinya, namun mereka tidak mengetahui aplikasinya.

Berbagai contoh aplikasi yang anda temui di lapangan juga dapat membantu anda memfilter informasi mana yang perlu diterima dan informasi mana yang perlu ditolak. Ketika terdapat ketidaksesuaian antara aplikasi di lapangan dan teori yang anda pelajari hal ini merupakan sinyal bagi anda untuk mulai bertanya ke dalam diri, �Haruskan saya terima informasi ini atau saya perlu membuangnya?� Melakukan hal ini akan semakin memperkuat pemahaman anda akan materi yang anda pelajari.

3. Tanyakan asumsi dasar penulis

Setiap individu memiliki pemahaman yang berbeda-beda atas suatu kondisi. Dan seperti yang telah saya ulas sebelumnya pada artikel resolusi konflik melalui modifikasi value, tidak ada satu pun dari pemahaman tersebut yang 100% akurat dengan kondisi yang sesungguhnya terjadi. Salah satu kondisi yang kudu dalam berpikir kritis adalah anda perlu memiliki pendekatan seobjektif mungkin atas hal yang anda pelajari dan minimalkan terseret oleh subjektifitas satu pihak, katakanlah si penulis.

Serupa dengan artikel ini, anda perlu melakukan hal yang sama. Tanyakan berbagai pertanyaan yang ada di benak anda saat membaca artikel ini. Bahkan jika diperlukan berikan sanggahan anda atas artikel ini atau pada berbagai artikel lainnya di web site ini. Karena web site ini diorientasikan se-objektif mungkin, itulah sebabnya saya memfasilitasi objektifitas individu melalui media buku tamu atau mailing list.

4. Buat pola sederhana atas materi yang dipelajari.

Artikel pada majalah Scientific American Mind volume 17, No. 6, Venus in Response mengungkapkan bahwa persepsi individu mengenai kecantikan ternyata lebih ditentukan oleh kesederhanaan. Wajah yang sederhana dan tidak rumit ketika dipandang dianggap sebagai wajah yang cantik. Dan masih banyak lagi contoh lainnya yang menerangkan bahwa pikiran lebih senang dengan keserhanaan. Saya beranggapan hal ini salah satunya disebabkan oleh mekanisme kerja pikiran manusia yang tidak senang dengan kompleksitas.

Demikian juga dalam belajar kaitannya dengan pembelajaran. Sangat penting bagi anda untuk membuat pola di pikiran mengenai hal yang telah anda pelajari. Anda perlu membuat hal yang anda pelajari menjadi sederhana namun tidak menyederhanakan (bingung� kan ). Maksud saya adalah dalam proses belajar anda perlu kemudian membentuk pola namun tidak terlalu mereduksi berbagai informasi yang penting. Jika anda melakukan hal ini maka kualitas pemahaman anda yang dikorbankan. Salah satu cara untuk membentuk pola atas hal yang dipelajari adalah dengan menggunakan peta pikiran (mind map). Dengan menggunakan mind map maka anda tidak hanya membentuk pola dengan melihat seluruh gambaran besar dari informasi yang anda pelajari, namun anda juga mengetahui hubungan antara masing-masing informasi tersebut. Sebagai tambahan, hal ini juga mempermudah anda dalam mengkomunikasikan hal yang anda pelajari kepada orang lain.

5. Tanya ???

Setelah mendapatkan pola dari materi yang anda pelajari maka tahapan selanjutnya adalah menanyakan kembali berbagai informasi yang telah anda pelajari kepada diri anda. Hal ini salah satunya ditujukan untuk mengaktifkan pikiran anda dan terus mengembangkan berbagai hal yang telah anda pelajari. Dengan bertanya anda mengindentifikasi berbagai hal yang mungkin belum anda kuasai mengenai materi yang anda kuasai. Tanyakan berbagai pertanyaan yang memancing untuk memperbesar medan pemahaman anda misalnya, �Bagaimana kalau begini/begitu?�.

6. Kemukakan !!!

Setelah anda belajar mengenai sesuatu tentunya anda ingin mengetahui seberapa baiknya penguasaan anda. Asumsi saya anda belajar untuk memahami suatu materi dan bukan untuk orientasi yang lain, seperti sebatas menaikan nilai misalnya. Nilai merupakan konsekuensi logis atas pemahaman anda. Dengan demikian wajar sekiranya saya merasa aneh ketika mendengar atau melihat iklan berbagai institusi pendidikan yang berbunyi �menaikan nilai ujian dengan rata-rata sekian� atau �semua lulusan kami langsung kerja�. Tidakkah hal itu terdengar seperti �pemrograman manusia�. Mungkin memang benar sekarang jaman edan, semuanya serba terbalik .

Untuk mengetahui seberapa baiknya pemahaman, anda perlu menyatakan kembali berbagai hal yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan melakukan hal ini anda mengetahui sejauh mana dan sebaik apa penguasaan anda atas materi tersebut. Untuk melakukan hal ini anda dapat menerangkan ke orang lain. Namun sebelumnya perlu dijelaskan bahwa tujuan anda adalah untuk meningkatkan pemahaman anda atas materi tersebut dan bukan untuk mempertontonkan kecerdasan anda.

7. Uji kemampuan anda.

Langkah terakhir dari rangkaian tahapan berpikir kritis dalam belajar adalah menguji penguasaan. Serupa dengan tahapan sebelumnya, tahapan ini dilakukan salah satunya untuk mengetahui seberapa baiknya kemampuan anda atas materi yang dipelajari. Bedanya, tahapan ini sedikit lebih mendetil. Sedikitnya ada lima hal yang perlu dilakukan untuk menguji kemampuan anda, antara lain:

* Daftarkan

Termasuk di dalamnya memberikan label (nama), mengidentifikasi dan membuat daftar seputar materi yang dipelajari. Hal ini ditujukan untuk mendemonstrasikan berbagai hal yang telah anda pelajari. Dengan kata lain seberapa beragamnya hal yang telah anda kuasai.

* Definisikan

Termasuk di dalamnya memberikan penjelasan, merangkum dengan kata-kata sendiri dan berbagai cara lainnya. Utamanya dengan merangkum menggunakan kata-kata sendiri, anda mengetahui seberapa baiknya penguasaan anda atas materi tersebut. Selain itu dengan melakukan hal ini anda memadukan pula informasi terbaru dengan berbagai informasi yang telah anda ketahui sebelumnya.

* Pecahkan masalah

Termasuk pula di dalamnya memberikan contoh berkenaan dengan materi yang anda pelajari. Dengan melakukan hal ini anda mengetahui pula aplikasi dari materi yang anda pelajari.

* Bandingkan dengan teori lain

Jika anda pernah mempelajari atau megetahui materi sejenis dari sumber yang berbeda maka anda dapat melakukan komparasi antara keduanya. Melakukan hal ini berarti anda melatih pula daya analisa.

* Ciptakan

Termasuk pula di dalamnya mengkombinasikan dan menemukan teori baru. Menciptakan terori bukan hanya hal para peneliti, anda pun dapat dan harus pula melakukannya. Kembangkan teori anda sendiri. Dengan demikian anda mengkristalkan pemahaman anda atas materi tersebut. * Dan yang terakhir, buat rekomendasi anda

Serupa dengan langkah sebelumnya, namun langkah ini lebih ditujukan bagi orang lain. Menurut saya karakteristik cerdas adalah; mengetahui apa yang diinginkan, mengetahui di mana mendapatkan yang diinginkan dan dapat membuat orang lain mencapai seperti dirinya. Semantara anda membaca artikel ini, saya mengetahui pula bahwa anda adalah seorang yang cerdas sehingga tentuya anda dapat juga membantu orang lain untuk meraih pula berbagai pencapaian anda. Anda dapat melakukan hal ini salah satunya dengan memberikan rekomendasi atas materi yang bersangkutan. Beritahu the do�s anda the don�t�s untuk mempelajari materi tersebut.

Okehh (memang pakai "h" ) , demikianlah artikel kali ini mengenai metode cara mengembangkan pemikiran yang kritis dalam pembelajaran. Kembali lagi harapan saya semoga setelah anda membaca keseluruhan artikel kali ini, anda tidak melatihnya, melainkan hanya melakukannya saja dalam keseharian. Saya penasaran seberapa cepatnya seluruh kemampuan tersebut menyatu dengan diri anda, sekarang atau beberapa saat setelahnya.

Rabu, 15 April 2009

PERANAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

PERANAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

Nama & E-mail (Penulis): Trimo, S.Pd.,MPd. Dosen di IKIP PGRI Semarang
PERANAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka Pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi kenyataan belum cukup dalam meningkatkan kualitas pendidikan (Depdiknas, 2001:2).

Salah satu wujud aktualisasinya dibentuklah suatu badan yang mengganti keberadaan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) yakni Komite Sekolah melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor : 044/U/2002 tanggal 2 April 2002. Penggantian nama BP3 menjadi Komite Sekolah didasarkan atas perlunya keterlibatan masyarakat secara penuh dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Hal ini berarti peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar memberikan bantuan berwujud material saja, namun juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran, ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan suatu sekolah.

Beberapa alasan penulis memilih tema di atas adalah: 1) adanya fenomena yang berkembang di masyarakat terhadap keberadaan Komite Sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan 2) Komite Sekolah merupakan organisasi baru dalam dunia pendidikan yang menarik untuk ditelaah lebih mendalam khususnya dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan mendasar yang hendak dibahas adalah bagaimana upaya yang dilakukan oleh Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan?

3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Manfaatnya: (1) bagi Guru, sebagai informasi mengenai upaya yang telah dilakukan Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, dan (2) bagi Komite Sekolah, sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan upaya meningkatkan mutu pendidikan.

B. Pembahasan Masalah

1. Konsep Dasar Komite Sekolah

Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu mengalami perbedaan. Yang membedakan hanya terletak pada pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan.

Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).

Tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah:

a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan.

b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).

Adapun fungsi Komite Sekolah, sebagai berikut:

a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

b. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/ dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

d. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai:

1) kebijakan dan program pendidikan

2) rencana anggaran pendidikan dan belanja sekolah (RAPBS)

3) kriteria kinerja satuan pendidikan

4) kriteria tenaga kependidikan

5) kriteria fasilitas pendidikan, dan

6) hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan

e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan

f. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).

2. Peranan Komite Sekolah

Secara kontekstual, peran Komite Sekolah sebagai:

a. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

b. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).

Depdiknas dalam bukunya Partisipasi Masyarakat, menguraikan tujuh peranan Komite Sekolah terhadap penyelenggaraan sekolah, yakni:

a. Membantu meningkatkan kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di sekolah baik sarana, prasarana maupun teknis pendidikan.

b. Melakukan pembinaan sikap dan perilaku siswa. Membantu usaha pemantapan sekolah dalam mewujudkan pembinaan dan pengembangan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan demokrasi sejak dini (kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan pendahuluan bela negara, kewarganegaraan, berorganisasi, dan kepemimpinan), keterampilan dan kewirausahaan, kesegaran jasmani dan berolah raga, daya kreasi dan cipta, serta apresiasi seni dan budaya.

c. Mencari sumber pendanaan untuk membantu siswa yang tidak mampu.

d. Melakukan penilaian sekolah untuk pengembangan pelaksanaan kurikulum, baik intra maupun ekstrakurikuler dan pelaksanaan manajemen sekolah, kepala/wakil kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan.

e. Memberikan penghargaan atas keberhasilan manajemen sekolah.

f. Melakukan pembahasan tentang usulan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

g. Meminta sekolah agar mengadakan pertemuan untuk kepentingan tertentu (Depdiknas, 2001:17).

Mengacu pada peranan Komite Sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan, sudah barang tentu memerlukan dana. Dana dapat diperoleh melalui iuran anggota sesuai kemampuan, sumbangan sukarela yang tidak mengikat, usaha lain yang tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan pembentukan Komite Sekolah.

3. Hubungan Sekolah dengan Komite Sekolah

Sekolah bukanlah suatu lembaga yang terpisah dari masyarakat. Sekolah merupakan lembaga yang bekerja dalam konteks sosial. Sekolah mengambil siswanya dari masyarakat setempat, sehingga keberadaannya tergantung dari dukungan sosial dan finansial masyarakat. Oleh karena itu, hubungan sekolah dan masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam keseluruhan kerangka penyelenggaraan pendidikan.

Adanya hubungan yang harmonis antar sekolah dan masyarakat yang diwadahi dalam organisasi Komite Sekolah, sudah barang tentu mampu mengoptimalkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam memajukan program pendidikan, dalam bentuk:

a. Orang tua dan masyarakat membantu menyediakan fasilitas pendidikan, memberikan bantuan dana serta pemikiran atau saran yang diperlukan sekolah.

b. Orang tua memberikan informasi kepada sekolah tentang potensi yang dimiliki anaknya, dan

c. Orang tua menciptakan rumah tangga yang edukatif bagi anak (Depdiknas, 2001:19).

Berkenaan dengan peningkatan hubungan sekolah dengan masyarakat, subtansi pembinaannya harus diarahkan kepada meningkatkan kemampuan seluruh personil sekolah dalam:

a. Memupuk pengertian dan pengetahuan orang tua tentang pertumbuhan pribadi anak.

b. Memupuk pengertian orang tua tentang cara mendidik anak yang baik, dengan harapan mereka mampu memberikan bimbingan yang tepat bagi anak-anaknya dalam mengikuti pelajaran.

c. Memupuk pengertian orang tua dan masyarakat tentang program pendidikan yang sedang dikembangkan di sekolah.

d. Memupuk pengertian orang tua dan masyarakat tentang hambatan-hambatan yang dihadapi sekolah.

e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berperan serta memajukan sekolah.

f. Mengikutsertakan orang tua dan tokoh masyarakat dalam merencanakan dan mengawasi program sekolah (Depdiknas, 2001:20).

4. Konsep Mutu Pendidikan

Mutu dalam konteks "hasil" pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan akademis, dapat pula prestasi bidang lain seperti olah raga, seni atau keterampilan tertentu (komputer, beragam jenis teknik, jasa). Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan, dan sebagainya (Umaedi, 1999:9).

Pengertian mutu secara umum adalah gambaran dan karakteristik yang menyeluruh dari barang - barang dan jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan dalam konteks pendidikan. Pengertian mutu mencakup Input, proses dan output pendidikan (Depdiknas Buku 1 MPMBS, 2001:25).

Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena kebutuhan untuk keberlangsungan proses. Input pendidikan meliputi SDM dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses dan pencapaian target.

Proses pendidikan adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu yang diperoleh dari hasil proses disebut output.

Output pendidikan merupakan hasil kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah.

C. Penutup

1. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, meliputi:
a) peningkatan partisipasi orang tua dan masyarakat dalam kemajuan sekolah, khususnya dukungan moril dan material,
b) peningkatan kesejahteraan guru,
c) pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran,
d) pengawasan terhadap program pendidikan di sekolah. Upaya-upaya tersebut sudah dilakukan Komite Sekolah secara maksimal sesuai dengan kemampuan pengurus Komite Sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

2. Saran

Upaya Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan perlu mendapat dukungan dari seluruh komponen pendidikan, baik guru, Kepala Sekolah, siswa, orang tua/wali murid, masyarakat, dan institusi pendidikan. Oleh karena itu perlu kerjasama dan koordinasi yang erat di antara komponen pendidikan tersebut sehingga upaya peningkatan mutu pendidikan yang dilaksanakan dapat efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah (Buku 1). Jakarta : Depdiknas. Depdiknas. 2001. Partisipasi Masyarakat. Jakarta: Depdikbud. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Soenarya, Endang. 2000. Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendidikan Sistem. Yogyakarta : Adi Cita Karya Nusa. Umaedi. 1999. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas.