CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 18 Juli 2009

3 SYARAT RUMAH TANGGA BAHAGIA

Tujuan mendasar dari sebuah lembaga pernikahan yang sacral adalah ASSAKIINAH, kententraman dan kebahagiaan hidup, untuk mewujudkannya tentu saja memerlukan usaha bersama dari team work yang ada didalamnya dalam hal ini suami dan istri… nah kalau rumah tangga mau bahagia syaratnya ada 3… jika 3 syarat ini tidak ada maka mustahil bisa bahagia…:

1. KEDUA MEMPELAI HARUS SAMA SAMA MANUSIA… coba difikir, mana mungkin bahagia kalau suaminya manusia istrinya wedus… eh kambing… bener kan..? Makna essensialnya adalah, rumah tangga akan bahagia jika suami istri memahami bahwa pasangannya itu adalah manusia biasa yang bisa saja berbuat salah, bisa lupa, suka keliru. Istri kita bukan malaikat yang tercipta automaticly untuk taat dan patuh kepada Ilahi Robbi… sebaliknya, istri juga harus mengerti bahwa suaminya ini bukan Nabi yang Ma'shuum (terpelihara dari dosa)… dri sini akan tumbuh pengertian, saling memahami kekurangan, tidak hanya menerima dan menuntut kesempurnaan pasangan.

2. KEDUANYA HARUS SAMA SAMA HIDUP… apa kata dunia kalau pasangannya yang cantik jelita, semampai bak luna maya, manis seperti asmiranda, keibuan laksana dewi sandra, cute kayak marshanda, dll. ternyata sudah tidak hidup alias mayat, apa bisa bahagia ?. arti lebih luasnya adalah, keduanya harus mengerti what's a life …? Hidup itu kumpulan suka duka, paket senang susah, jika dulu bermimpi akan punya rumah luas serba putih, bertatakan rumput hijau, kolam air terjun menghiasi pekarangan rumah, anak anak lucu bermain bola bersama ayah… itu kan Cuma impian dan harapan… tapi apa yang terjadi ketika sudah berumah tangga..? ini hidup meen… realita berkata lain… jangankan rumah luas serba putih,,, yang ada biasanya yaa –Maaf— ngontrak dulu lah, boro boro kolam ikan berair terjun, yang pasti air terjunnya Cuma kalau sedang hujan besar aja alias air nerjun karna bocor.. gak papa… inikan hidup yang butuh perjuangan, suami istri harus menyadari ini agar tidak mudah putus semangat, terus berjuang dan berjuang, apapun adanya suami kita, ketika ijab qobul sudah dilakukan maka sang istri harus dengan tegar mendampinginya, kalau perlu sambil berkata : "bang, mas, a', kanda…apapun yang terjadi,, aku kan tetap mendampingimu sampai perahu ini tiba di pantai kebahagiaan.. pokoknya makan gak makan yang penting makan baang…" ( hehehe…). Begitupun sebaliknya, suami harus menyadari hidup ini sebuah pergerakan, mana mungkin harapan masa muda itu terwujud jika hanya berpangku tangan..? sehingga suami akan memiliki semangat kerja yang tinggi untuk bisa menjadikan " HIDUP INI LEBIH HIDUP…"

Arti lainnya lagi adalah dan ini syarat utama meraih bahagia, yaitu suami istri haruslah HIDUP IMANNYA, HIDUP IBADAHNYA, kalau dalam bahasa agama MU'AASYAROH BIL MA'RUF (bergaul dengan baik), NAWWIRUU BUYUUTAKUM BISSHOLATI WA TILAAWATIL QUR-AAN (hidupkan rumahmu dengan shalat dan tilawatil qur-an), dll…

3. KEDUANYA HARUS BERBEDA JENIS KELAMIN. Mohon maaf, hubungan sejenis tidak akan pernah meraih bahagia Walau mungkin terlihat pasangan itu tertawa ceria, karena memang fitrahnya laki laki ya berpasangan dengan wanita. Maknanya adalah, masing masing fihak menyadari peran dan fungsinya, apa peran suami dan bagaimana fungsi seorang istri…? Rasanya kita semua sudah mengetahuinya… Suami menjadi bapak yang mengayomi dan memiliki tanggung jawab tinggi, suami adalah ayah bagi anaknya… Istri adalah partner utama suami, ibu dan guru bagi putra putrinya…

Tausiyah gus Mus saat pernikahan saya ini saya tuliskan kembali untuk dibagi, mohon maaf ini bukan bahasa aslinya tapi sudah saya repackage dengan bahasa saya yang sederhana untuk memudahkan pemahaman kita, karena waktu itu beliau sebagian besar menggunakan bahasa jawa.

Wallohu a'lam.

0 komentar: